A. Hubungan Qada dan Qadar
Dalam Al-Quran kata qada berarti hukum atau keputusan (Q.S. An-Nisa : 65), perintah (Q.S. Al-Isra : 23), kehendak ( Q.S. Ali Imran : 47), dan mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Fusillat : 12). Sedangkan kata qadar berarti kekuasaan atau kemampuan (Q.S. Al-Baqoroh : 236), ketentuan atau kepastian (Q.s. Al Mursalat : 23), Ukuran (Q.S. Ar Ra’d :17), dengan mengatur serta menentukan suatu menurut batas-batasnya (Q.S. Fussilat : 10).
Menurut ulama Asy’ariah ini, jelaslah bahwa hubungan qada dengan qadar merupakan satu kesatuan, karena qada merupakan kehendak Allah SWT, sedangkan qadar merupakan perwujudan dari kehendak itu. Qada bersifat Qadim (lebih dulu ada) sedangkan qadar bersipat hadis (baru).
B. Ikhtiar dan Tawakal
1. Ikhtiar
Melakukan berbagai macam usaha (ikhtiar) yang halal dengan maksud untuk mengubah nasib atau terhindar dari suatu bencana, merupakan printah Allah dan Rasulnya. Allah SWT berfirman yang artinya, “dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu”. (Q.S. At-taubat, 9 : 105).
Diantara cara-cara yang harus di tempuh agar suatu usaha berhasil adalah sebagai berikut :
- Menguasai bidang usaha yang di laksanakannya
- Berusaha dengan sungguh-sungguh
- Melandasi usahanya dengan niat ikhlas karena Allah
- Berdoa kepada Allah agar memperoleh pertolongannya.
2.Tawakal
Islam melarang setiap pemeluknya untuk menganut fatalisme, yaitu paham atau ajaran yang mengharuskan berserah diri pada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia di kuasai dan di tentukan oleh nasib. Fatalisme adalah paham yang keliru, menyimpang dari ajaran tentang iman pada takdir, penghambat kemajuan dan penyebab kemunduran umat.
C. Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar
Allah SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada qada dan qadar (takdir), yang tentu mengandung banyak fungsi (hikmah atau manfaat), yaitu antara lain :
- Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta adalah tuhan Yang Maha Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana.
- Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan – ketentuan Allah SWT (sunatullah) atau hukum alam.
- Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini seperti daratan, lautan, angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah SWT.
- Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta prilaku tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa ) tentu akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis dalm hidup.
- Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
-----------------------------
Download File
[52KB-Doc] |mediafire|pass : |

----------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar